Rabu, 29 Februari 2012

Teori Komunikasi

Pengertian tentang Ilmu dan Teori dalam Komunikasi
Ilmu komunikasi (Berger dan Chaffee dalam bukuHandbook of Communication
Science, 1987) adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui
suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional
dan sistematik, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. Ciri-ciri: (1) Ilmu
hrs mrpk suatu pengetahuan yg disadarkan pd logika (2) ilmu hrs teroganisasikan secara
sitematik (3) ilmu hrs berlaku umum.
Teori komunikasi menunjuk pada konseptualisasi atau penjelasan logis mengenai
fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia. Ciri-ciri: (1) abstraksi,
sifatnya terbatas (2) semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia.
(Littlejohn, 1987): Penjelasan dalam teori didasarkan atas 3 (tiga) prinsip keperluan—the
principle of necessity, yaitu suatu penjelasan yg menerangkan variable2 apa yg
kemungkinan diperlukan utk menghasilkan sesuatu.

(Littlejohn): Secara umum teori punya 9 fungsi:
1. mengorganisasikan dan menyimpulkan
Bahwa dalam mengamati realitas, tidak boleh dilakukan sepotong2. Pola dan
hubungan hrs dpt dicari dan ditemukan dimana pengetahuan kita ttg hal tsb
kemudian diorganisasikan dan disimpulkan yg hasilnya berupa teori yg dpt
dipakai sebagai rujukan dikemudian hari. Contoh: studi kasus.
2. memfokuskan
Hal atau aspek dari suatu objek yg diamati harus jelas fokusnya.
3. menjelaskan
Teori hrs mampu membuat suatu penjelasan ttg hal yg diamatinya, bukan saja utk
memahami pola, hubungan tp juga menginterpretasikan peristiwa tertentu.
4. mengamati
Teori tdk saja menjelaskan ttg apa yg sebaiknya diamati tp juga memberikan
petunjuk bgmana cara mengamatinya, artinya ada konsep operasional yg bisa
dijadikan patokan.
5. membuat prediksi
6. heuristic
Teori yg diciptakan dpt merangsang timbulnya upaya penelitian selantjutnya, jadi
konsep hrs jelas utk dijadikan pegangan.
7. komunikasi
Teori hrs dpt dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka thd kritikan utk
penyempurnaan.
8. control/mengawasi
Teori dapat berfungsi sbg sarana pengendali atai pengontrol tingkah laku
kehidupan manusia.
9. generatif
Teori berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan cultural serta sarana untuk
menciptakan pola dan kehidupan yg baru.

MEMAHAMI TEORI KOMUNIKASI: PENDEKATAN PENGERTIAN, KERANGKA ANALISIS DAN PERSPEKTIF

Pendekatan-pendekatan dalam keilmuan
(Littlejohn dalam buku Theories of Human Communications, 1989): Pendekatanpendekatan
keilmuan dalam masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok
pengamatannya, dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok atau aliran pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan SCIENTIFIC (ilmiah empiris)
Pendekatan ini menekankan pentingnya objektivitas yang didasarkan atas
standarisasi observasi dan konsistensi yang lazim dipergunakan dalam ilmu-ilmu
eksakta (fisika, biologi, kedokteran, matematika, dll). Landasan filosofisnya
adalah bahwa dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan struktur. Metode dg
penelitian yg sama akan menghasilkan temuan yg sama, ini merupakan hakikat
dari objektivitas dalam konteks standarisasi observasi dan konsistensi.
Kelompok ini juga membuat pemisahan yang tegas antara know (objek atau hal
yg ingin diketahui dan diteliti) dan knower (subjek pelaku atau pengamat).
Metode yg lazim dilakukan adalah eksperimen (peneliti secara sengaja melakukan
percobaan thd objek yg ditelitinya) yang tujuan penelitiannya diarahkan pd upaya
mengukur ada tidaknya pengaruh atau hubungan sebab akibat diantara dua
variable atau lebih dengan mengontrol pengaruh dari variable lain.
2. Pendekatan HUMANISTIC (humaniora interpretatif)
Pendekatan ini mengasosiasikan ilmu dg prinsip “subjektivitas” yang lazim
dipergunakan dalam ilmu-ilmu yang mempelajari sejarah, kebudayaan, sistem
nilai, keseniandan pengalaman pribadi. Ilmu menurut kelompok ini merupakan
suatu hasil interpretasi subjektif yang berada dalam diri peneliti (in here).
Menurut aliran ini, pihak peneliti (knower) tidak bleh memisahkan diri dari objek
yang ditelitinya (known). Metode yg lazim digunakan adalah partisipasi observasi
(si peneliti membaur dan melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan dari orangorang
yg ditelitinya dalam mengamati sikap dan perilaku dari orang-orang yg
ditelitinya tsb.—misal: bergaul).
Perbedaan pendekatan Humanistic dengan Scientific:
Pendekatan SCIENTIFIC Pendekatan HUMANISTIC
Ilmu bertujuan utk menstandarisasikan
observasi.
Mengutamakan kreatifitas individual.
Tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaanperbedaan
pandangan tentang hasil
pengamatan
Ilmu bertujuan untuk memahami tanggapan
dan hasil subjectif individual.

Ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang
berada disana (out there), di luar diri
pengamat/peneliti.
Ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang
berada disini (in here), yaitu dalam diri
(pemikiran, interpretasi) pengamat/peneliti.
Perhatian difokuskan pada dunia hasil
penemuan (discovered world)
Perhatian dititikberatkan pada dunia para
penemunya (discovering person).
Berupaya memperoleh “consensus” mengutamakan interpretasi-interpretasi
alternative
Membuat pemisahan yang tegas antara
known dan knower
Cenderung tidak memisahkan antara kedua
hal tsb.
3. Pendekatan SOCIAL SCIENCES (ilmu-ilmu sosial)
Pendekatan ini merupakan kombinasi antara pendekatan Scientific dan
Humanistic yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan sosial termasuk ilmu
komunikasi yang lazim diterapkan utk mengkaji persoalan yg menyangkut sistem
nilai, kesenian, kebudayan sejaran dan pengalaman pribadi, yang terbagi
menjadi:
a. ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioral science), menekankan
pengkajian pada tingkah laku individual manusia
b. ilmu pengetahuan sosial (social science), menekankan kajian pada interaksi
antar manusia.